BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Manajemen
logistic adalah unik karena ia merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang
tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistic (lokasi fasilitas, transportasi,
inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan & penyimpanan) telah dilaksanakan
orang semenjak awal spesialisasi komersil. Sulit untuk dapat membayangkan
sesuatu pemasaran atau manufacturing yang tidak membutuhkan sokongan logistic.
Tujuan
logistic adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam
jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai,
ke lokasi dimana dibutuhkan, dan dengan total biaya yang rendah. Melalui proses
logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing yang sangat luas dari
Negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran
distribusi untuk konsumsi.
RUMUSAN MASALAH
·
Konsep
logistic dan missi logistic
·
Proses
logistic menurut saluran & siklus usaha logistic
·
Komponen
& system logistic
·
Koordinasi
logistic
·
Unsur-unsur
inventaris, penyimpanan, dan penanganan barang
·
Fungsi
gudang
·
Administrasi
dan organisasi system logistic
TUJUAN PENULISAN
·
Mengetahui
konsep logistic dan missi logistic
·
Dapat
mengetahui dan memahami Proses logistic menurut saluran & siklus usaha
logistic
·
Mengetahui
komponen & system logistic
·
Mengetahui
koordinasi logistic
·
Dapat
mengetahui apa itu unsur-unsur inventaris, penyimpanan, dan penanganan barang
·
Memahami
apa fungsi gudang
·
Mengetahui
administrasi dan organisasi system logistic
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MANAJEMEN
LOGISTIK
Manajemen
logistic adalah unik karena ia merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang
tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistic (lokasi fasilitas, transportasi,
inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan & penyimpanan) telah dilaksanakan
orang semenjak awal spesialisasi komersil. Sulit untuk dapat membayangkan
sesuatu pemasaran atau manufacturing yang tidak membutuhkan sokongan logistic.
Tujuan
logistic adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam
jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai,
ke lokasi dimana dibutuhkan, dan dengan total biaya yang rendah. Melalui proses
logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing yang sangat luas dari
Negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran
distribusi untuk konsumsi.
B.
LOGISTIK
TERPADU
Konsep logistic terpadu itu terdiri dari 2 usaha yang berkaitan
yaitu :
1.
Operasi
logistic
Aspek
operasional logistic ini adalah mengenai manajemen pemindahan (movement) dan
penyimpanan material dan produk jadi perusahaan. Jadi operasi logistic itu
dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material atau
komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada penyerahan produk
yang dibuat atau diolah itu kepada langganan atau konsumen. Untuk manufaktur
besar, operasi logistic ini dapat terdiri dari ribuan pemindahan (movement =
pergerakan) yang berakhir pada penyerahan produk-produk itu pada industri
pemakai, para pengecer. Grosir, dealer, atau perantara pemasaran lainnya.
Untuk pembahasan, operasi logistic itu dapat dibagi
ke dalam 3 kategori :
Ω Manajemen distribusi fisik
Ω Manajemen material
Ω Transfer persediaan barang di dalam perusahaan
2.
Koordinasi
logistic
Koordinasi
logistic adalah menyangkut perencanaan dan pengawasan terhadap masalah-masalah
operasional. Koordinasi dapat dibagi ke dalam 4 bidang manajerial yaitu :
Ω Peramalan (forecasting) pasar produk,
Peramalan
pasar-produk merupakan usaha awal dari suatu perusahaan untuk merujukkan
(reconcile) membuat program.
Ω Pengolahan pesanan,
Pengolahan
pesanan yang meliputi informasi yang up-to-date mengenai sifat permintaan,
merupakan suatu aspek yang esensial bagi koordinasi logistic.
Ω Perencanaan operasi, dan
Untuk
mengkoordinasi kegiatan logistic, peramalan dan pengalaman yang diperoleh dari
pengolahan pesanan itu, idealnya haruslah dipersatukan (synthesized). Penyatuan
ini dinamakan perencanaan operasi. Rencanaan operasi itu menyatukan apa yang
sanggup dilakukan oleh perusahaan dengan apa yang diinginkan untuk dilakukan
oleh manajemen dimasa depan.
Ω Procurement, atau perencanaan kebutuhan material.
Procurement
dan penjadwalan jangka pendek pada perusahaan pembuatan (manufacturing)
biasanya membutuhkan jauh lebih banyak koordinasi daripada procurement untuk
perusahaan yang hanya menjual kembali (resale).
C.
MISSI
LOGISTIK
Missi
logistic suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu system yang dapat memenuhi
kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran yang serendah mungkin. Perencanaan
sokongan logistic itu menyangkut 2 pertimbangan kebijaksanaan yaitu :
Ω Prestasi pelayanan
Prestasi
logistic itu adalah masalah prioritas dan biaya. Apabila suatu barang tidak
tersedia pada waktu ia butuhkan oleh pabrik, maka pabrik itu mungkin terpaksa
ditutup dengan akibat kerugian biaya dan kemungkinan kerugian penjualan. Akibat
dari kegagalan tersebut adalah besar. Prestasi logistic itu diukur dengan availability
(penyediaan), capability (kemampuan),dan quality (mutu).
·
Availability
(penyediaan) itu adalah
menyangkut kemampuan perusahaan untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan
material atau produk.
·
capability
(kemampuan adalah
menyangkut jarak waktu antara penerimaan suatu pesanan dengan pengantaran
barangnya.
·
quality
(mutu) prestasi adalah
menyangkut berapa jauh baiknya tugas logistic itu secara keseluruhan
dilaksanakan, dilihat dari besarnya kerusakan, item-item yang betul, pemecahan
masalah-masalah yang tak terduga.
Ω Total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya
pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran tertentu
lainnya dari perusahaan. Keseimbangan ini adalah kebijaksanaan logistic yang
selanjutnya akan memberikan mandate manajerial untuk menuntun desain system.
Biasanya perusahaan akan mendapatkan bahwa hubungan yang terbaik antara
prestasi logistic dengan biaya itu adalah hubungan yang bimbang antara prestasi
yang layak dengan pengeluaran biaya yang realistis.
D.
PROSES
LOGISTIK MENURUT SALURAN
Penyesuaian
Penyesuaian adalah menyangkut penciptaan segolongan barang. Pada
beberapa tempat dalam proses logistic, barang-barang harus dipusatkan, dipilih,
dan disebar ke level berikutnya dalam saluran logistic.
Handling
(penanganan)
Fungsi handling merupakan salah satu yang
termahal dalam kegitan saluran. Sekali sesuatu atau segolongan barang mencapai
tempat behentinya, maka mulaiah shuffling (pengocokan).
Factor-faktor
antar organisasi
Oleh karena suatu urutan fungsi harus
dilaksanakan dalam proses logistic, maka tidaklah heran jika sejumlah
perusahaan bergabung untuk membentuk suatu saluran. Hanyalah melalui
koordinasi, kebutuhan transaksi dapat dipenuhi seluruhnya. Masing-masing
organisasi itu berdiri untuk suatu tujuan dan melaksanakan jasa-jasa karena
mengharapkan suatu pengembalian atas investasi dan usahanya.
Sifat
saluran logistic
Penyelesaian proses logistic membutuhkan
penggunaan berbagai fasilitas perusahaan dan para spesialis perantara. Ada 2
faktor yang sangat menentukan dalam perencanaan saluran logistic :
1.
Perencanaan
itu haruslah meliputi total saluran dan bukannya satu perusahaan saja
2.
Haruslah
berhati-hati memilih spesialisasi perantara itu dengan melihat pada kompetensi
logistic dan bukan pada kemampuan pemasaran saja.
Ruang lingkup perencanaan saluran
Proses logistic tidaklah
berakhir dengan terjadinya transfer pemilikan. Ia tidaklah berakhir dengan
dioperkannya produk itu ke level berikutnya dalam saluran distribusi atau
bahkan pada waktu diserahkannya prosuk itu kepada seorang pembeli, kecuali
kalau semua syarat-syarat transaksi itu telah dipenuhi.
Pemilihan perantara
Factor kedua yang sangat penting dalam perencanaan saluran adalah
ketelitian dalam memilih perantara khusus yang didasarkan atas kompetisi
logistic.
Konsep pemisahan saluran
Saluran transaksi terdiri dari sekelompok perantara yang
mengusahakan proses perdagangan. Sasaran dari saluran transaksi adalah
perundingan, membuat kontrak, dan mengelola perdagangan berdasarkan basis yang
kontiniu. Keseluruhan daya usaha pemasaran yang kreatif terdapat di dalam
saluran transaksi. Para peserta dalam kegiatan saluran transaksi ini adalah
para spesialisasi pemasaran.
Saluran logistic terdiri
dari jaringan para perantara yang menyelenggarakan fungsi penyesuaian
(adjustment), pemindahan (transfer), penyimpanan, penanganan (handling), dan
komunikasi.
E.
KOMPONEN-KOMPONEN
SISTEM LOGISTIK
Ada
5 komponen yang bergabung untuk membentuk system logistic, yaitu :
1.
Struktur
lokasi fasilitas
Ada
kelemahan dalam analisa ekonomi klasik yaitu ia mengabaikan peranan lokasi
fasilitas bagi penyelenggaraan operasi.
2.
Trasportasi
Dalam
suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai penghubung.
Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan
transportasinya.
Ω Armada peralatan swasta dapat dibeli atau disewa.
Ω Kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk
mendapatkan kontrak jasa pengangkutan
Ω Suatu perusahaan dapat memperoleh jasa-jasa dari suatu perusahaan
transport berijin yang menawarkan pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain
dengan biaya tertentu.
Dilihat dari sudut pandang system logistic, terdapat 3 faktor yang
memegang peranan utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu :
(1) biaya (2) kecepatan (3) konsistensi.
3.
Persediaan
(inventory)
Kebutuhan
akan transport diantara berbagai fasilitas itu didasarkan atas kebijaksanaan
persediaan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Tujuan dari integrasi
persediaan ke dalam system logistic adalah untuk mempertahankan jumlah item
yang serendah mungkin yang sesuai dengan sasaran pelayanan untuk nasabah.
Program logistic hendaklah diadakan dengan tujuan meningkatkan sesedikit
mungkin aktiva pada pengadaan persediaan. Jawaban untuk program persediaan yang
sehat dapat dijumpai dalam penyebaran yang selektif yang berkisar disekitar 4
faktor, yaitu :
Ω Mutu nasabah
Ω Mutu produk
Ω Integrasi transport
Ω Kegiatan saingan
4.
Komunikasi
Komunikasi
adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam system logistic. Dijaman lampau
mengabaikan ini sebagian disebabkan oleh kurangnya peralatan pengolahan data
dan peralatan penyampaian data yang dapat menangani arus informasi yang
diperlukan. Akan tetapi, sebab yang lebih penting adalah kurangnya pemahaman
terhadap dampak dari komunikasi yang cepat dan akurat terhadap prestasi
logistic.
5.
Penanganan
(handling) dan penyimpanan (storage)
Handling
ini menimbulkan banyak sekali biaya logistic dilihat dari pengeluaran untuk
operasi dan pengeluaran modal.
F.
SISTEM
LOGISTIK
Ada
3 pola yang menonjol yang banyak dipakai untuk operasi logistic, yaitu :
1.
Sistem
esolon
Ciri-ciri
esensial dari system eselon adalah bahwa persediaan ditumpuk pada satu atau
lebih tempat sebelum ia sampai di tujuan akhirnya.
2.
Sistem
langsung
Bertolak
belakang dengan system eselon adalah sisten yang beroperasi langsung dari salah
satu atau sejumlah pusat penumpukan persediaan. Perusahaan yang menjalankan
distribusi langsung ini mendapatkan bahwa usaha pemasaran mereka paling baik
ditunjang oleh suatu persediaan sentral dari mana pesanan-pesanan nasabah dapat
dipenuhi. System distribusi langsung ini sering kali menggunakan alat transport
berkecepatan tinggi dan alat pengolah data elektronik untuk mengatasi jauhnya
jarak dengan nasabah.
3.
Sistem
fleksibel
System
logistic yang paling lazim adalah system yang mengkombinasikan prinsip-prinsip
eselon dengan prinsip-prinsip system langsung menjadi satu pola operasi yang
fleksibel, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, selektivitas persediaan
didorong adanya dalam desain system logistic. Sebagian produk atau material
dapat ditahan di gudang-gudang sedangkan yang lainnya dapat langsung
didistribusikan. Dalam banyank hal, sifat, komposisi, atau besarnya pesanan
akan menentukan lokasi dari mana seorang nasabah akan dilayani.
G.
SIKLUS
USAHA LOGISTIK
Dengan
membayangkan operasi logistic itu sebagai sekelompok siklus usaha, maka
dapatlah kita memperoleh suatu orientasi dasar yang dapat digunakan untuk
analisa disain dan untuk administrasi operasional. Disamping nodes dan links,
suatu siklus usaha logistic haruslah ditunjang oleh suatu level persediaan yang
merupakan bagian integral dari system operating.
Akhirnya,
siklus usaha itu haruslah disesuaikan dengan kebutuhan masukan/luaran
(input/output requitment) agar ia dapat berfungsi secara dinamis.
H.
OPERASI
MANAJEMEN MATERIAL
Aspek logistic yang berkenaan dengan pembelian procurement) bahan
mentah, suku cadang dan barang dagang untuk dijual kembali disebut manajemen
material.
Tujuan manajemen material
Titik pusat dari manajemen material adalah memberikan konstinuitas
dan stabilitas dalam procurement. Tujuan pokoknya adalah memberikan assortment
yang benar dari material, suku cadang, atau barang dagang untuk dijual kembali
pada lokasi yang dikehendaki, pada waktu dibutuhkan, dengan cara yang ekonomis.
Manajemen material
berusaha mencapai 6 tujuan yang saling berkaitan.
1.
Pembelian
dengan harga terbaik
Yang
paling penting adalah bahwa manajemen material itu bertujuan membeli bahan
mentah, suku cadang dan produk-produk untuk dijual kembali dengan harga yang
sebaik mungkin
2.
Kontinuitas
suplai
Pemeliharaan
suplai yang kontinu merupakan suatu aspek yang esensial dari manajemen
material. Untuk menghindari persediaan yang tidak menentu, maka perlulah
diadakan standing commitments (perjanjian tetap) dengan para penjual untuk
menjamin suplai yang kontinu .
3.
Pemeliharaan
mutu
Walaupun
material, suku cadang, dan produk yang direncanakan untuk dijual kembali itu
dibeli menurut spesifikasi standard, namun banyak perbedaan mutu terdapat
diantara berbagai sumber suplai. Tanggung jawab utama dari manajemen material
adalah memilih sumber yang paling konsisten dalam memenuhi spesifikasi
standard.
4.
Biaya
pembelian logistic yang rendah
Suatu
tujuan lagi dari manajemen material adalah mendisain dan mengoperasikan system
yang sangat efisien untuk memperoleh item-item yang dibeli. Untuk mencapai
tujuan ini, para manajer material haruslah mengintegrasikan transportasi,
persediaan, komunikasi pemesanan, dan penyimpanan & penyelenggaraan, ke
dalam suatu system penunjang yang seimbang.
5.
Bantuan
riset dan pengembangan
Tanggung
jawab utama dari manajemen material adalah untuk selalu waspada terhadap
gagasan-gagasan baru dalam teknik disain produk.
6.
Memelihara
hubungan dengan supplier
Tujuan
yang terakhir adalah pengembangan dan pemeliharaan hubungan yang positif dengan
para suplaier.
Operasi pemindahan persediaan internal
Transfer persediaan internal adalah pemindahan yang dibutuhkan
untuk mengintegrasikan operasi distribusi fisik dengan operasi manajemen
material dalam suatu perusahaan.
Kebutuhan
terpenting dari transfer persediaan adalah usaha logistic yang terkoordinir
dalam perusahaan itu. Dilihat dari sudut pemasaran, produk-produk haruslah
selalu tersedia yang tinggi itu bergantung kepada keputusan-keputusan mengenai
jadwal produksi dan kemampuan memindahkan komponen-komponen diantara
fasilitas-fasilitas.
I.
KOORDINASI
LOGISTIK
Koordinasi
logistic adalah penentuan kebutuhan dan spesifikasi yang memadukan seluruh
operasi logistic. Fungsi koordinasi logistic adalah untuk memastikan bahwa seluruh
pergerakan dan penyimpanan itu ada diselesaikan seefektif dan seefisien
mungkin.
Peramalan
(forecasting)
Masukan
utama bagi perencanaan dan pengkoordinasian operasi logistic adalah peramalan
tentang permintaan langganan (costumer demand). Permintaan langganan ini di
luar wewenang perusahaan, dalam arti bahwa calon langganan itu bebas untuk
memilih apa yang mereka maui dan kapan mereka menghendakinya.
Pengolahan pesanan (ordering processing)
Pesan komunikasi adalah mekanisme picu untuk seluruh system
logistic. Arus informasi yang bermutu dan cepat akan memudahkan integrasi dari
komponen-komponen dasar system logistic. Sebaliknya, jaringan komunikasi yang
jelek yang membiarkan hambatan-hambatan pesanan atau kesalahan informasi,
berlangsung tanpa diketahui, dapat menimbulkan malapetaka dalam system
logistic.
Fungsi komunikasi dalam manajemen logistic
Pada
umumnya jaringan komunikasi itu sama perannya dengan komponen-komponen lain
dari system logistic. Jaringan komunikasi mempunyai 4 mata rantai.
Ω Mata rantai pertama adalah komunikasi ke dalam bentuk pesanan
(order) nasabah, perintah pembelian bahan mentah atau suku cadang, atau
permohonan transfer produk.
Ω Mata rantai kedua dalam system ini mengkoordinir informasi dengan
perusahaan lain yang dipengaruhi oleh pesanan tersebut.
Ω Mata rantai ketiga adalah fungsi komando yang menggerakkan
aktivitas
Ω Mata rantai keempat adalah tahap pengawasan, dimana manajemen
menetapkan dan memantau (monitors) umpan balik untuk menjamin terlaksananya
system logistic yang diinginkan.
Masing-masing aspek dari seluruh jaringan komunikasi ini akan kita
bahas secara lebih mendalam.
1.
Penyampaian
pesan
Ada
berbagai metode untuk melaksanakan tugas penyampaian pesanan ini. Beberapa
metode yang lazim dipakai adalah pengantar pribadi (personal delivery), per pos
(mail), telex, dan berbagai bentuk penyampaian dengan telpon.
Ada
3 prinsip penyampaian pesanan :
Ω Jangka waktu untuk penyampaian pesanan itu hendaklah sekonsisten
mungkin, dengan mempertibangkan risiko kesalahan (malfunction) system dan
masalah-masalah kehabisan persediaan yang diakibatkannya
Ω Penyampaian pesanan hendaklah selangsung mungkin, dengan perubahan
yang minimum dalam bentuk pesanan dan penyampaian yang segera
Ω Apabila mungkin, pesanan langganan itu hendaknya disampaikan dengan
alat-alat mekanis dari pada cara-cara manual, untuk meminimumkan kesalahan
manusia
2.
Koordinasi
internal
Fungsi
kedua dari system komunikasi logistic adalah untuk menjamin arus informasi yang
akurat dan tepat waktu ke bidang-bidang manajemen lain di luar logistic.
3.
Komando
logistik
Fungsi
komando ini sangat penting dalam operasi logistic karena ia menggerakkan
komponen-komponen system. Jika fungsi komando ini tidak akurat dan tidak tepat
waktu, maka dapat terjadi banyak sekali inefisiensi dalam operasi logistic.
Fungsi komando ini dapat dilaksanakan secara otomatis melalui suatu system
pengolahan data terpadu dimana persedian-persedian secara otomatis diperbaharui
dan instruksi-instruksi pengiriman disiapkan dan dikeluarkan, atau fungsi ini
dapat dilakukan secara manual melalui instruksi lisan atau tulisan.
4.
Pematauan
dan pengawasan (monitoring and control)
Jika
system komunikasi logistic dipakai sebagai suatu alat pemantauan, maka
manajemen haruslah menetapkan system tertentu yang menjamin adanya umpan balik.
Umpan balik (feedback) adalah pengembalian informasi mengenai seluruh kegiatan
logistic yang membutuhkan pemantauan (monitoring) untuk dapat ditinjau kembali
oleh manajemen.
J.
UNSUR-UNSUR
INVENTARIS
Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling
penting dalam manajemen logistic. Komitmen terhadap segolongan persediaan
tertentu dan selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan di masa
depan, merupakan pusat dari operasi logistic.
Fungsi persediaan
4 fungsi pokok yang mendasari manajemen persediaan :
1.
Spesialisasi
wilayah
Salah
satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah dari unit-unit
operasi individual. Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimunan
golongan dalam distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari
berbagai lokasi dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat
menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk
itu.
2.
Decoupling
Fungsi
kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada operasi dalam
suatu fasilitas. Fungsi ini dinamakan decoupling. Penumpukan persediaan
barang-barang dikerjakan dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan
maksimum dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Begitu pula, persediaan
digudang yang diadakan sebelum kebutuhan akan memungkinkan distribusi kepada
nasabah dalam pengiriman jumlah besar dengan biaya pengangkutan yang minimum
per unit.
3.
Penyeimbangan
penawaran dan permintaan
Fungsi
ketiga dari persediaan adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu
antara konsumsi dengan pembuatan (manufacturing). Persediaan penyeimbangan ini
adalah untuk menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan.
4.
Persediaan
pengaman
Fungsi
persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock) adalah menyangkut
perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam pengisian kembali.
Persediaan pengaman itu merupakan proteksi terhadap 2 jenis ketidak pastian.
Unsur-unsur
kebijaksanaan persediaan
Kebijaksanaan persediaan itu terdiri dari
pedoman-pedoman mengenai apa yang akan dibeli atau dibuat, kapan
melaksanakannya, dan dalam jumlah berapa. Pengembangan kebijaksanaan yang sehat
merupakan bidang tersulit dalam seluruh manajemen persediaan. Titik pusat dari
perumusan kebijaksanaan adalah penentuan rata-rata komitmen persediaan.
Identifikasi
biaya persediaan
Karena persediaan itu menyangkut segala
aspek dari operasi logistic, maka sulitlah untuk memisahkan biaya pemesanan
persediaan dari biaya pemeliharaannya.
Biaya
pemeliharaan. Secara
tradisional, rekening-rekening yang termasuk dalam biaya persediaan adalah
rekening pajak, penyimpanan (storage), modal, asuransi, dan kekunoan.
Biaya
pemesanan. Biaya
penempatan suatu pesanan itu terdiri dari seluruh biaya pengawasan persediaan,
persiapan pemesanan, komunikasi pesanan, pembaharuan akitivitas, dan pengawasan
manajerial.sama dengan biaya pemeliharaan, biaya pemesanan ini dihitung untuk
masing-masing unsure biaya sampai diperoleh suatu total biaya penempatan
pesanan tersebut.
K.
UNSUR-UNSUR
PENYIMPANAN DAN PENANGANAN BARANG
Penyimpanan
dan penanganan material tidak dapat persisi diklasifikasikan ke dalam skema
transportasi dan skema persediaan karena ia menyangkut seluruh aspek dari
komponen logistic.
Dalam
system logistic, penanganan terhadap material adalah yang paling banyak memakan
tenaga kerja. Pemakaian tenaga untuk penanganan material mengatasi semua bidang
lain dalam system ini dan menjadi total biaya yang tertinggi.
Factor-faktor dalam penanganan material
Penaganan material dalam system logistic itu berpusat pada dan di
sekitar fasilitas gudang. Khusunya pada 4 kegiatan penanganan gudang yang harus
dilaksanakan :
Ω Penerimaan
Ω Pemindahan
Ω Seleksi
Ω Pengiriman (shipping)
Keempat tipe penanganan ini lazim terdapat pada manajemen material,
transfer dan operasi distribusi fisik dalam suatu system logistic.
L.
FUNGSI
GUDANG
Gudang
itu berisi material, suku cadang, dan barang jadi. Oleh karena operasi itu
sesungguhnya merupakan suatu prosedur pemecahan besaran (break-bulk) dan
pengelompokkan kembali, maka tujuannya adalah pengangkutan yang efisien dalam
jumlah besar ke gudang dan ke pesanan-pesanan nasabah keluar dari gudang itu.
Praktek yang baik adalah mengantarkan barang itu sampai dan berangkat dari
gudang dalam waktu satu hari kerja.
Fungsi-fungsi
yang dilaksanakan gudang dapat dikelompokkan ke dalam kategori penggerakkan dan
penyimpanan. Penggerakkan (movement) lebih dipentingkan dari pada penyimpanan.
Dalam 2 kategori yang luas ini, penggerakkan (movement) dapat dibagi ke dalam 4
sub fungsi, sedangkan penyimpanan ke dalam 2 sub fungsi.
Fungsi penggerakkan
Dalam fungsi penggerakkan ini, pengiriman kwantitas dikurangi
sampai pada jenis-jenis yang dipesan saja, keempat fungsi penggerakkan ini
adalah :
Ω Penerimaan
Barang
dagang dan material biasanya tiba di gudang dalam jumlah muatan kereta dan
truk. Langkah pertama adalah pemunggahan.
Ω Pemindahan
Sekurang-kurangnya
ada dua dan kadang-kadang tiga gerakan pemindahan dalam suatu gudang yang
biasa. Perama-tama barang-barang itu diangkut ke dalam gudang dan ditaruh di
suatu tempat yang telah ditentukan.
Ω Seleksi pesanan
Seleksi
adalah fungsi primer dari gudang. Pada tahap ini, gerakan ditujukan untuk
pengelompokkan kembali material, suku cadang, dan produk-produk ke dalam pesanan-pesanan
tertentu. Untuk sejumlah besar produk-produk kecil, satu seksi dari gudang itu
mungkin diterapkan untuk daerah seleksi. Penglahan data otomatis mungkin
dipakai untuk memudahkan pembuatan rekening yang teliti. Para pemungut pesanan
kemudian menempatkan semua item yang telah dibuat rekeningnya itu ke atas
kereta seleksi untuk ditransfer ke daerah pengiriman.
Ω Pengiriman
Pengiriman
ini terdiri dari pengeecekan dan pemuatan pesanan untuk tujuan keluar.
Sebagaimana halnya dalam penerimaan, pekerjaan pengiriman ini banyak dalam
system dikerjakkan dengan tangan.
Fungsi penyimpanan
Disamping mengelola pesanan-pesanan yang lazim dan yang khusus,
gudang juga ,melaksanakan 2 bentuk penyimpanan :
Ω Sementara
Bagaimanpun
perputaran persediaan itu, semua barang yang diterima haruslah disimpan untuk
beberapa waktu. Penyimpanan untuk pengisian persediaan dasar dinamakan
penyimpanan sementara. Lamanya penyimpanan sementara ini berbeda-beda dalam
system logistic yang berbeda-beda pula, karena waktu yang berlalu didasarkan
atas pengisian kembali persediaan.
Ω Permanen
Penyimpanan
permanen hanyalah berarti penyimpanan yang dibutuhkan di atas persediaan
pengisian yang normal
Alternatif-alternatif penyimpanan
Ada 3 pengaturan dalam mempertimbangkan alternative-alternatif
gudang :
1.
Gudang
swasta
Gudang
swasta mungkin gudang milik sendiri ataupun gudang yang dikontrak/disewa.
2.
Gudang
umum
Gudang
umum banyak dipakai dalam system logistic. Hampir semua kombinasi pelayanan
dapat diadakan dengan operator sebuah gudang umum. Gudang umum dapat
diklasifikasikan sebagai :
Ω Gudang barang dagang umum
Ω Gudang berpendingin
Ω Gudang komoditi khusus
Ω Gudang terikat
Ω Gudang barang-barang dan perabot rumah tangga
Ω Gudang lapangan
3.
Kombinasi
dari keduanya
Banyak
juga perusahaan yang memakai kombinasi antara gudang umum dengan gudang swasta.
Gudang swasta dipakai untuk menutup kebutuhan dasar sepanjang tahun, dan gudang
umum dipakai untuk mengahadapi kebutuhan-kebutuhan puncak.
M.
ADMINISTASI
DAN ORGANISASI SISTEM LOGISTIK
Administrasi
Administrasi
logistic itu adalah mengenai alokasi sumber daya dan control operasi logistic.
Organisasi adalah struktur penyaluran sumber daya manusia dalam suatu operasi
logistic.
Organisasi
Manajemen
adalah proses menyelesaikan hal-hal melaluui orang lain yang dipekerjakan oleh
perusahaan. Suatu bagian integral dari seluruh manajemen adalah motivasi
pegawai.
Organisasi
tipe I
Organisasi
terpadu bukanlah suatu pra-syarat untuk perbaikan efisiensi logistic. Sebagian
besar perobahan organisasi type I ini adalah menyangkut pengelompokkan kembali
fungsi-fungsi dalam bidang-bidang tradisional pemasaran dan manufaktur.
Organisasi
tipe II
Hal
terpenting dalam tahap kedua perkembangan ini adalah bahwa beberapa bagian dari
bidang logistic ini sudah dipisahkan dan diangkat ke suatu posisi yang lebih
tinggi wewenang dan tanggung jawab organisasinya.
Organisasi
tipe III
Tipe
III dari organisasi ini adalah penyatuan semua fungsi dan operasi logistic ke
dalam suatu struktur manajemen tunggal. Beberapa cirri-ciri dari organisasi
tipe III ini patut kita catat. Struktur yang dilukiskan dalam gambar akan
dibahas menurut unit-unit organisasi tertentu.
Pertama,
setiap aspek dari seluruh operasi logistic ini distruktur sebagai suatu operasi
garis yang berdiri sendiri. Garis wewenang dan tanggung jawab dengan demikian
jelas untuk masing-masing tugas utama yang akan dilaksanakan dalam usaha
logistic. Karena bidang-bidang operasional itu dirumuskan dengan jelas, maka
adalah mungkin untuk menetapkan transfer persediaan sebagai suatu menit
operasional yang serupa dengan manajemen material dan distribusi fisik.
Masing-masing dari ketiga unit ini beroperasi secara swa-sembada. Oleh karena
itu, masing-masingnya sanggup mempertahan fleksibilitas yang perlu untuk
menampung sifat-sifat khusus dari pengangkutan dan penyimpanan dalam bidang
operasional mereka masing-masing. Disamping itu, karena semua kegiatan logistic
direncanakan dan dikoordinir secara terpadu, maka kesempatan-kesempatan
diantara bidang-bidang operasional itu dapat dieksploitir.
Kedua,
keempat bidang fungsional logistic ini digambarkan pada level pelayanan
penunjang system. Unit operasional ini memudahkan total integrasi dari system
logistic ini.
Ketiga,
pada level koordinasi, potensi penuh dari system informasi logistic ini dapat
disebarkan ke seluruh perencanaan dan operasi garis. Pengolahan pesanan memicu
system logistic untuk beroperasi dan menggerakkan bank data untuk mengawasi
seluruh tahap operasi itu.
Akhirnya, perencanaan dan pengawasan
system terdapat pada tingkat tertinggi organisasi tipe III ini. Kedua kelompok
ini merupakan pelayanan staff untuk organisasi terpadu. Kelompok perencanaan system
mengurus perencanaan strategi jangka panjang dan dengan demikian bertanggung
jawab untuk studi disain system logistic dan saran-saran perancangan kembali.
Tingkat pengawasan dan arus informasi
sifat pengawasan itu membutuhkan dikembangkannya beberapa level
informasi dalam perusahaan. Pada umumnya, makin tinggi level tinjauan manajemen
dalam organisasi, makin selektif informasi dan pelaporan pengawasannya. Empat
level informasu berikut adalah :
Ω Arah, pada level arah, arus informasi dan pengawasannya adalah
berkenaan dengan pelaksanaan rencana operasional.
Ω Perbedaan, level perbedaan dari pengawasan ini adalah mengenai
pengumpulan informasi yang menunjukkan bahwa tidak semuanya berjalan menurut
rencana.
Ω Keputusan, pengawasan pada level keputusan dari manajemen adalah
berkenaan dengan modifikasi dalam rencana operasional.
Ω Kebijakan, pengawasan pada level kebijakan menyangkut perobahan dasar
dari tujuan.
terimakasih untuk postingannya yang sangat membantu yah,, :)
BalasHapusMantab nih postingannya bagus banget
BalasHapusOtomatis Track lagih...
Thanks bermanfaat banget jadi relax akan tugas nih
hihihi