KONSEP DASAR MANAJEMEN
DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN
ELMI SKp. MKes
DEFENISI
MANAJEMEN
Mary Parker Follet
Manajemen sebagai seni dlm menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain, dengan arti bahwa para manajer mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin
diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yg
ditetapkan
Suatu proses mengandung arti bahwa cara sistematis untuk melakukan
pekerjaan, dimana proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen
yaitu perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan
·
Perencanaan berarti bahwa para manajer memikirkan
kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan
·
Pengorganisasian berarti bahwa para manajer
mengkoordinasikan SDM dan material organisasi
·
Pengarahan berarti bahwa para manajer mengarahkan,
memimpin dan mempengaruhi para bawahan shg tujuan organisasi dpt dicapai dengan
baik
·
Pengawasan berarti para manajer berupaya untuk
menjamin bahwa organisasi bergerak kearah tujuan-tujuannya, bila beberapa
bagian organisasi ada pada jalur salah, manajer harus membetulkannya
Manajemen adalah suatu proses interaksi sosio-teknik yg terjadi dlm organisasi
formal dgn tujuan organisasi yg ditentukan melalui penggunaan sumber-sumber org
lain
manajemen merupakan suatu pendekatan yg dinamis dan proaktif dlm
menjalankan suatu kegiatan diorganisasi
Untuk lebih memperjelas pengertian manajemen akan dibicarakan
topik-topik berikut ini:
1.
Manajemen sebagai ilmu dan seni
2.
Manajemen sebagai profesi
3.
Pengertian-pengertian yang berbeda dengan istilah manajemen
4.
Aplikasi-aplikasi yg berbeda dari istilah manajemen
Manajemen
sebagai Ilmu dan Seni
·
Menurut Luther Gulick manajemen telah memenuhi
persyaratan untu disebut bidang ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari untuk
waktu yg lama dan telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori
·
Teori manajemen selalu diuji dalam praktek, shg
manajemen sbg ilmu terus berkembang
·
Manajemen juga memerlukan disiplin ilmu-ilmu
pengetahuan lain dlm penerapannya (ilmu ekonomi, statistik, akutansi dll)
Manajemen
sebagai Profesi
·
Para profesional membuat keputusan atas dasar
prinsip-prinsip umum
·
Para profesional mendapatkan status mereka karena
mencapai standar prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena
suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial lainnya
·
Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik
yang kuat, dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya
(Edgar H.Schein menentukan
kriteria-kriteria sesuatu sebagai profesi)
Siapa
yang membutuhkan manajemen??
·
Manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekerja
sama (organisasi) untuk mencapai tujuan
·
Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam
semua organisasi manusia spt: perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial,
keagamaan dll
·
Bila seorang manajer mempunyai pengetahuan dasar
manajemen dan mengetahui cara menerapkan pada situasi yang ada, dia akan dapat
melakukan fungsi-fungsi manajerial dengan efisien dan efektif
Mengapa
Manajemen Dibutuhkan?
·
Tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit
·
Untuk mencapai tujuan suatu organisasi
·
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang
bertentangan
·
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas, dimana
efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar
sedangkan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Apa
dan Siapa Manajer itu ?
·
Orang yang bertanggung jawab terhadap usaha yang harus
diselesaikan dengan staffnya
·
Orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang
besarnya melampaui kemampuan sendiri, karena itu memerlukan bantuan orang lain
untuk menyelesaikannya
·
Manajer orang yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen
·
Orang yang menjalankan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai sasaran dan tujuan pokok dengan menggunakan orang lain
TINGKATAN
MANAJEMEN
Tingkatan manajemen dalam organisasi
akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda:
- Manajer Line-pertama:
tingkatan paling rendah dalam suatu
organisasi yg memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional (kepala atau pimpinan/leader, mandor,
penyelia /supervisors )
- Manajer Menengah:
kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi atau kepala sub divisi
perusahaan yg membawahi beberapa kepala bagian
- Manajer Puncak:
manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi
(Direktur, presiden dll)
Dua
fungsi utama manajemen berdasarkan tingkatan manajemen:
- Manajemen Operatif
- Manajemen Administratif
Fungsi-fungsi
pokok manajemen:
- Perencanaan(planning): pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan,proyek,program,prosedur, metode, sistem, anggaran dan
standar yang dibutuhkanuntuk mencapai tujuan
- Pengorganisasian (organizing): penentuan sumber
daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat membawa
hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan
kemudian pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya
- Penyusunan Personalia(staffing) adalah penarikan
(rekruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian
orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif
- Pengarahan (leading) /directing,
motivating/actucting
- Pengawasan (Controlling), mencakup empat unsur:
penetapan standar pelaksanaan, penentuanukuran-ukuranpelaksanaan,
pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dgn standar yg telah
ditetapkan, pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar
Prinsip-prinsip
Manajemen
·
Pembagian tugas
·
Wewenang dan tanggung jawab
·
Disiplin
·
Kesatuan perintah
·
Kesatuan arah
·
Kesadaran untuk menetapkan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi
·
Kompensasi/imbalan
·
Pemusatan
·
Jenjang kepakatan
·
Ketertiban(order)
·
Keadilan dan kejujuran
·
Stabilitas kondisi karyawan
·
Prakarsa (inisiatif)
·
Semangat kesatuan dalam korp
Unsur-unsur
Manajemen:
1.
Man (Manusia atau tenaga)
2.
money (Uang atau modal)
3.
Meterial (Bahan)
4.
Machine (sasaran kerja)
5.
Method (cara kerja)
6.
Market (Pasar)
Fungsi-Fungsi
Pokok Manajemen
·
Perencanaan
·
Pengorganisasian (Organizing)
·
Actuating
·
kontroling
·
Evaluating
Lingkup
Manajemen Keperawatan
Manajemen
Operasional dipengaruhi oleh:
a.
kemampuan menerapkan pengetahuan
b.
Keterampilan kepemimpinan
c.
kemampuan menjalankan peran sebagai
pemimpin
d.
Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
Manajemen
operasional ; SDM, logistik, keuangan
Manajemen
operasional dalam pelayanan di RS ada 3 tingkatan:
1. Manajemen
Puncak
2. Manajemen
Menengah
3. manajemen
bawah
Manajemen
Asuhan keperawatan
Merupakan pengaturan sumber daya dlm menjalankan kegiatan kep. Dengan
menggunakan metode proses kep. Utk memenuhi kebutuhan pasien atau menyelesaikan
maslah pasien dgn mengaitkan pada fungsi manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Setap fungsi ini tdk dpt
dipisah-pisahkan antara yg satu dgn yg lainnya. Implementasi menerapkan fungsi
pengorganisasian dan pengarahan , dan evaluasi menerapakan fungsi pengendalian
Manajemen
Asuhan keperawatan
·
Proses Keperawatan--Ã SAK--Ã Mencerminkan Kualitas pelayanan Kep.
·
Proses manajemen kep, sejalan dgn proses Kep. Sebagai
suatu metode pelaksanaan askep secara profesional, shg diharapkan keduanya
saling menopang (pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi akhir)
Visi,
Misi & Tujuan Keperawatan
·
Visi Keperawatan diartikan sebagai pernyataan
keyakinan tentang keperawatan dan manifestasi dari nilai-nilai dalam
keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak
·
Visi ini dimaksudkan agar perawat harus dapat
mempunyai sudut pandang dan pengetahuan yg luas tentang manajemen dan proses
perubahan yg terjadi saat ini dan akan datang
·
Misi Keperawatan
Sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan yaitu menjaga dan mengawasi suatu
proses profesional keperawatan agar berjalan dan berkesinambungan
·
Tujuan Pelayanan Keperawatan
Mengacu kepada misi serta filosofi keperawatan,
pernyataannya harus bisa diukur untuk, mencapai tujuan harus memakai metode kerja (Askep)
Tujuan peningkatan metode kerja:
1.
Agar perawat bekerja lebih mudah dan
aman
2.
Mengurangi waktu dan perlengkapan yang sia-sia
3.
Mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
4.
Memungkinkan perawat mendapatkan keputusan kerja
5.
Meningkatan asuhan keperawatan
Manajemen
Keperawatan
·
suatu proses pelaksanaan pelayanan kep. melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan askep, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat
·
suatu tugas khusus yg harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan utk merencanakan ,
mengorganisasikan, mengarahkan, serta mengawasi sumber-sumber yg ada, baik
sumber daya maupun dana shg dapat memberikan pelayanan kep. Yg efektif baik
kepada pasien, keluarga dan masyarakat
Prinsip
Mendasar manajemen Keperawatan
·
Berlandasan perencanaan
·
Penggunaan waktu yang efektif
·
Manajer keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
·
Berfokus pada pemenuhan kebutuhan pasien
·
Terorganisir
·
Melakukan pengarahan utk mencapai tujuan
·
Memotivasi karyawan , shg kinerja meningkat
·
komunikasi yang efektif
·
Pengembangan staf
·
Melakukan pengendalian----- evaluasi
KONSEP
BERUBAH DALAM MANAJEMEN
·
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat
sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
·
Pengertian
perubahan secara umum menurut Stephen Robbins dalam Organizational behavior (2009),
adalah membuat sesuatu terjadi.
·
Perubahan
adalah hal yang pasti terjadi, termasuk di dalam konteks organisasi.
MACAM-MACA
PERUBAHAN
Perubahan ditinjau dari sifat
proses:
1.
Perubahan
bersifat berkembang
2.
Perubahan
bersifat spontan
3.
Perubahan
bersifat direncanakan
Perubahan ditinjau dari sifat
keterlibatan:
1. Perubahan partisipatif
2. Perubahan paksaan
(coerced change)
Sifat Perubahan
1.
Perubahan
Spontan
2.
Perubahan
pada perkembangan
3.
Perubahan
yang direncanakan
Konteks perubahan
1. Time
2. Scope
3. Preservation
4. Diversity
5. Capability
6. Capacity
7. Readiness for Change
8. Power
Tahap perubahan
1.
Tahap
Unfreezing (pencairan)
Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang
kuat untuk berubah dari keadaan semula dengan meerubah terhadap keseimbangan
yang ada
2. Tahap Moving(bergerak)
Proses perubahan tahap
ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta
sikap dan kemampuan untuk berubah
3. Tahap Refreezing
(pembekuan)
Tahap ini dimana
seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang
baru dengan keseimbangan yang baru.
Model perubahan
·
Model
penelitian dan pengembangan
Model ini didasarkan
atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
·
Model
interaksi social.
Model ini menggunakan
langkah-langkah dalam teori Roger di antaranya , menyadari akan perubahan,
adanya minat dalam perubahan, melkukan evaluasi tentang hal-hal yang akan
dilakukan perubahan
·
Model
penyelesaian masalah
Model ini menekankan
pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah mengidentifikasi kebutuhan
yang menjadi masalah
Hambatan dalam perubahan
·
Ancaman
kepentingan pribadi
·
Persepsi
yang kurang tepat
·
Reaksi
psikologis
·
Toleransi
terhadap perubahan rendah
·
Kebiasaan
·
Ketergantungan
·
Perasaan
tidak aman
·
Norma
Faktor yang mendukung
perubahan
·
Perubahan
dipandang sebagai sesuatu yang positif oleh target berubah
·
Perubahan
sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini
·
Perubahan
sederhana dan konkrit
·
Target
berubah dilibatkan sejak fase awal
·
evaluasi
dan antisipasi permasalahan pada skala besar®Perubahan dilakukan pada skala
kecil dulu
·
Pemimpin
dan tokoh kelompok dilibatkan
·
Komunikasi
terbuka antara target berubah & inovator (change agent)
·
Evaluasi
sebagai bagian dari proses berubah
Faktor pendorong perubahan
·
Lingkungan Eksternal: tingkat persaingan, politik,
ekonomi, kekuatan global, demografik, sosial, teknologi, konsumen
·
Lingkungan Internal: silus kehidupan produk,
pergantian pimpinan, ketersediaan sumber daya internal, konflik.
Respon terhadap perubahan
1. Menerima dan mendukung
2. Tidak menerima – tidak
mendukung
3. Menolak:
Teori perubahan
Teori kurt lewin
·
Pencairan
(unfreezing)
·
Bergerak
(moving)
·
Pembekuan
(refresing)
Teori Rogers
·
Perubahan
harus mempunyai keuntungan yang berhubungan menjadi lebih baik dari
metode yang sudah ada
·
Perubahan
harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada tidak bertentangan
·
Kompleksitas
Ide-ide yang lebih
komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk
dilaksanakan.
·
Dapat
dibagi Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.
·
Dapat
dikomunikasikan Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan
disebarkan.
Teori
Lippitt
·
Mendiagnosis
masalah mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau
menghambat perubahan.
·
Mengkaji
motivasi dan kemampuan untuk berubah mencoba mencari pemecahan masalah
·
Mengkaji
motivasi dan sumber-sumber agen
·
Mencari
dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal,
organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
·
Menyeleksi
objektif akhir perubahan menyusun semua hasil yang di dapat untuk
membuat perencanaan.
·
Memilih
peran yang sesuai untuk agen berubah pada tahap ini sering terjadi konflik
teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
·
Mempertahankan
perubahan
·
Perubahan
diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
·
Mengakhiri
hubungan saling membantu
·
Perawat
sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau
situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
Teori Redin
·
Ada
perubahan yang akan dilakukan
·
Apa
keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
·
Bagaimana
keputusan itu akan dilaksanakan
·
Bagaimana
kelanjutan pelaksanaannya
Teori Havelock
·
Membangun
suatu hubungan
·
Mendiagnosis
masalah
·
Mendapatkan
sumber-sumber yang berhubungan
·
Memilih
jalan keluar
·
Meningkatkan
penerimaan
·
Stabilisasi
dan perbaikan diri sendiri.
Teori Spradley
Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley
·
Mengenali
gejala
·
Mendiagnosis
masalah
·
Menganalisa
jalan keluar
·
Memilih
perubahan
·
Merencanakan
perubahan
·
Melaksanakan
perbahan
·
Mengevaluasi
perubahan
·
Menstabilkan
perubahan
Tingkat perubahan
·
Pengetahuan
·
Sikap
·
perilaku
individual
·
perilaku
kelompok
Strategi Berubah (Chin
& Benne)
- Strategi
rasional-empirik (empirical-rational strategies)
- Strategi
reedukatif normatif (normative-reeducative strategies)
- Strategi paksaan
– kekuatan (power coercive approaches)
Perubahan dalam keperawatan
Alasan
terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain :
·
Keperawatan Sebagai Profesi Keperawatanyang
diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan
keperawatan
·
Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan
Keperawatan professional
yang diberikan kepada masyarakat
·
Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan terus
selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zama dan perubahan
teknologi
·
Keperawatan Sebagai Komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu
menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya
Perubahan
(sumber lain)
Pengertian Perubahan
Atkinson,1987
Perubahan
merupakan
kegiatan atau prose yang
membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Brooten,
1987
Perubahan
merupakan
proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu atau
instuisi.
Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Keperawatan mempunyai dua
pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan
perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi. Perawat
mempunyai keterampilan dalam proses perubahan.
Macam – macam
Perubahan
Perubahan ditinjau
dari sifat proses:
·
Perubahan
bersifat berkembang
·
Perubahan
bersifat spontan
·
Perubahan
bersifat direncanakan
Perubahan ditinjau
dari sifat keterlibatan
·
Perubahan
partisipatif
·
Perubahan
paksaan (coerced change)
Jenis dan Proses
Perubahan
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara,
termasuk perubahan yang direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan
yang tidak direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan,
sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang direncanakan dan
dipikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya
suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada
perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat
karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola
perubahan.
PENGORGANISASIAN DALAM KEPERAWATAN
Pengorganisasian
adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan.
Prinsip2 PENGORGANISASIAN
·
PEMBAGIAN
KERJA
·
PENDELEGASIAN TUGAS
·
KOORDINASI
·
MANAJEMEN WAKTU
Pembagian
kerja
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan
dan pembagian kerja
·
Jumlah
tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
·
Tiap
bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
·
Tiap
staf memiliki perincian tugas yang jelas
·
Variasi
tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
·
Mencegah
terjadinya pengkotakkan antar staf/kegiatan
·
Penggolongan
tugas berdasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
·
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia
harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta
dari siapa dia menerima tugas
Pendelegasian
tugas
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu
Alasan
yang menghambat pendelegasian
·
Meyakini
pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat,
kerjakanlah sendiri”.
·
Kurang
percaya diri
·
Takut
dianggap malas
·
Takut
persaingan
·
Takut
kehilangan kendali
·
Merasa
tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian,
·
Takut
tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
·
Menolak
untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
·
Kurang
kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas
yang didelegasikan
·
Kurang
contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
·
Kurang keyakinan dan kepercayaan terhadap staf,
Langkah
yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif :
·
Tetapkan
tugas yang akan didelegasikan
·
Pilihlah
orang yang akan diberi delegasi
·
Berikan
uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
·
Uraikan
hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut
·
Jelaskan
batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
·
Minta
staf tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas
tugas yang didelegasikan.
·
Tetapkan
waktu untuk mengontrol perkembangan
·
Berikan
dukungan
·
Evaluasi
hasilnya
Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan
tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal.
Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain
maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat
koordinasi
·
Menghindari
perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih
penting dari yang lain
·
Menumbuhkan
rasa saling membantu
·
Menimbulkan
kesatuan tindakan dan sikap antar staf
Manajemen
waktu
Untuk mengendalikan waktu agar
lebih efektif perlu :
·
Analisa
waktu yang dipakai; membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan
yang ada
·
Memeriksa
kembali masing-masing porsi dari tiap aktifitas
·
Menentukan
prioritas pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta tujuan yang
akan dicapai
·
Mendelegasikan
Hambatan yang sering terjadi pada pengaturan waktu
·
Terperangkap
dalam pekerjaan
·
Menunda
karena takut salah
·
Tamu
yang tidak terjadwal
·
Telpon
·
Rapat
yang tidak produktif
·
Peraturan
“open door”
·
Tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak
perlu
KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
ELMI
SKp. M.Kes
Pendahuluan
·
Komunikasi merupakan unsur yg penting dlm aktivitas
manajer keperawatan dan sebagai bagian yg selalu ada dlm proses manajemen
keperawatan
·
Karena
terlalu banyaknya waktu yg digunakan oleh manajer adalah komunikasi, maka
manajer harus mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal yg baik spt
kepada staf, pasien/keluarga pasien dan atasan
Pengertian
·
Komunikasi
adalah penyampaian informasi verbal dan non verbal untuk mencapai
kesamaan pengertian dari pengirim informasi kepada penerima informasi (Depkes,
1988)
·
Suatu
pertukaran pikiran, perasaan dan pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi
antara dua org atau lebih bekerja bersama
·
Merupakan
seni utk dptnya menyusun dan menghantarkan suatu pesan dgn cara yg ngampang shg
org lain dpt mengerti dan menerima
·
Komunikasi Terapeutik adalah Komunikasi yang bertujuan
untuk membina hubungan kerjasama Perawat dengan Pasien yang terapeutik ditandai
dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim terapeutik ( Stuart & Sundeen, 1987)
·
Komunikasi Terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan
atau dirancang untuk tujuan terapi (Suryani, 2005
Proses
komunikasi
Banyak model dipergunakan dlm
menjelaskan bagaimana organisasi dan org berkomunikasi dibawah ini salah satu
contoh model :
Faktor internal ------------------------- Komunikator
Faktor
eksternal------------------------
Tertulis------------------------------------ Pesan
Verbal-------------------------------------
Non verbal
------------------------------
Faktor
internal--------------------------
Komunikan
Faktor
eksternal------------------------
Penjelasan
Setiap komunikasi pasti adanya
pengirim pesan dan penerima pesan
Pesan tsb dpt berupa verbal,
tertulis maupun non verbal. Pada proses ini juga melibatkan suatu lingkungan
internal (nilai-nilai,
kepercayaan,temperamen dan tkt stres pengirim pesan dan penerima pesan) dan
eksternal (Keadaan cuaca,suhu, kekuasaan dan waktu), dimana komunikasi
dilaksanakan
Fungsi
Mendorong
dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat
dan pasien (Purwanto, 1994)
TUJUAN
·
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran.
·
Mengurangi keraguan dan membantu dalam mengambil
tindakan yang efektif, serta mempertahankan kekuatan egonya.
·
Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri
Komponen
komunikasi
·
Komunikator
·
Pesan
·
Media
·
Komunikan
·
Umpan Balik
Tingkat
komunikasi
·
Komunikasi Verbal : Kata – Kata, pembicaraan atau
tulisan.
·
Komunikasi Non – Verbal : yang bukan berupa kata yang
tertulis atau diucapkan :
-
Isyarat Vokal
-
Isyarat Tindakan
-
Isyarat Objek
-
Ruangan / Jarak
-
Sentuhan
PRINSIP-PRINSIP
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
·
Perawat harus mengenal diri sendiri
·
Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling
menerima, saling percaya dan saling menghargai
·
Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut
pasien
·
Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien
baik fisik maupun mental
·
Perawat harus menciptakan suasana yang membangkitkan
motivasi pasien.
·
Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan
pasien berkembang tanpa rasa takut.
·
Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri
·
Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya
·
Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik &
simpati sebagai tindakan yang bukan terapeutik
·
Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari
hubungan terapeutik
·
Mampu berperan sebagai role model
·
Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila
dianggap menganggu
·
Altruisme
·
Berpegang pada etika dengan prinsip mengambil
keputusan atas dasar kesejahteraan manusia
·
Bertanggung jawab dalam 2 dimensi
Teknik
komunikasi terapeutik
·
Mendengar
·
Pertanyaan Terbuka
·
Mengulang
·
Klarifikasi
·
Refleksi
·
Memfokuskan
·
Membagi persepsi
·
Menidentifikasi tema
·
Diam
·
Memberi informasi
·
Memberi saran
·
Humor
Teknik
komunikasi yang kurang tepat
·
Memberi jaminan
·
Memberikan penilaian
·
Memberikan komentar klise
·
Memberi saran terlalu banyak
·
Mengubah pokok pembicaraan
·
Defensif
SIKAP
PERAWAT DLM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
·
Berhadapan
·
Mempertahankan kontak mata
·
Membungkuk kearah pasien
·
Mempertahankan sikap terbuka
·
Tetap rileks
FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT KOMUNIKASI
·
Kecakapan / Keterampilan yang kurang
·
Sikap yang kurang tepat saat berkomunikasi
·
Kurangnya Pengetahuan
·
Kurang memahami sistem sosial
·
Prasangka yang tidak beralasan
·
Jarak yang tidak tepat
·
Tidak ada persamaan persepsi
·
Indera yang rusak
·
Berbicara yang berlebihan
·
Mendominir pembicaraan
TAHAP-TAHAP
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
·
Tahap Pre- Interaksi :
Perawat belum bertemu dengan pasien
Tugas perawat :
-
Mencari Informasi tentang pasien
-
Mencari referensi berkaitan dengan masalah pasien
-
Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
-
Menganalisis kelemahan dan kekuatan profesional diri
-
Membuat rencana pertemuan dengan pasien
·
Tahap Orientasi
( Perkenalan ):
Perawat pertama kali bertemu dengan pasien
Tugas perawat :
-
Melakukan kontrak dengan pasien
-
Menjelaskan Peran yg diharapkan dari perawat &
pasien
-
Menjelaskan tanggung jawab, tujuan, kerahasiaan,
harapan dari perawat & pasien
-
Menjelaskan topik / kegiatan & waktu dilakukan
interaksi
Tugas Perawat:
·
Melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada
tahap pre – interaksi
·
Mengeksplorasi streesor pasien secara tepat
·
Mendorong perkembangan wawasan diri pasien
·
Menolong pasien mengatasi cemas, meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab terhadap dirinya
·
Mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif
·
è Fokus tahap
ini perubahan tingkah laku pasien
·
Tahap Kerja :
Perawat memulai kegiatan:
Tugas perawat :
-
Melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada
tahap pre – interaksi
-
Mengeksplorasi streesor pasien secara tepat
-
Mendorong perkembangan wawasan diri pasien
-
Menolong pasien mengatasi cemas, meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab terhadap dirinya
-
Mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif
-
è Fokus tahap
ini perubahan tingkah laku pasien
·
Tahap Terminasi :
Perawat akan menghentikan interaksi dengan pasien
Tugas perawat :
-
Mengevaluasi kegiatan baik secara kognitif,
psikomotor, maupun afektif
-
Merencanakan tindak lanjut dengan pasien
-
Melakukan kontrak
-
Mengakhir terminasi dengan cara yang baik
-
Mengembangkan dan menyiapkan realitas perpisahan
PRILAKU ASERTIF
Asertif mungkin dapat dipahami dengan baik bila
membandingkan asertif dengan dua gaya dalam merespon suatu situasi, yaitu:
pasif atau tidak peduli dan agresif atau menyerang. Serta perilaku submisif
1.
Perilaku Pasif
Respon pasif bertujuan untuk menghindari konflik
dengan cara apapun. Orang yang pasif atau tidak asertif akan mengatakan hal-hal
yang tidak tidak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan karena takut orang lain
tidak setuju. Individu yang pasif “bersembunyi” dari orang lain dan menunggu
orang lain untuk memulai percakapan. Mereka meletakkan kepentingan atau
keinginan orang lain di atas dirinya. Dalam suatu hubungan dengan orang lain,
mereka cenderung gelisah, khawatir bagaimana orang lain akan bereaksi kepada
mereka dan memiliki kebutuhan yang tinggi untuk disetujui.
Masalah akan muncul ketika orang yang bersikap pasif,
secara rahasia, merasa marah atau benci kepada orang lain. Orang yang pasif
mungkin memandang diri mereka sendiri sebagai korban manipulasi oleh orang
lain. Cara pandang yang seperti inilah yang merusak kepercayaan diri mereka.Contoh
perilaku pasif, antara lain:
1. ‘Ini
hanya pendapat saya, tapi…’
2. ‘Maaf
mengganggu waktu anda, tapi…’
3. ‘Bila
anda berpendapat demikian, kita akan…’
2.
Perilaku Agresif
Pada suatu situasi konflik, orang yang agresif ingin
selalu “menang” dengan cara mendominasi atau mengintimidasi orang lain. Orang
yang agresif memajukan kepentingannya sendiri atau sudut pandangnya sendiri
tetapi tidak peduli atau “kejam” terhadap perasaan, pemikiran, dan kebutuhan
orang lain. Cara agresif ini sering berhasil karena orang lain mengalah untuk
menghindari konflik yang lebih buruk atau berkepanjangan. Karena perilaku
agresif dapat memberikan efek yang menguntungkan dalam jangka pendek, seseorang
bisa enggan untuk tidak menggunakan strategi yang agresif. Seringkali
orang-orang yang cenderung untuk menggunakan strategi agresif untuk mencapai
tujuannya, memiliki sudut pandang yang menyimpang .
Ciri:
·
Jujur, terbuka namun cara mengungkapkan perasaan tidak
tepat,
·
cenderung memaksakan kehendak,
·
diliputi rasa marah, menyalahkan,
·
ingin menjatuhkan orang lain,
·
menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas, salah.
Agresif perilaku yang:
·
Mengutamakan kebutuhan, perasaan diri sendiri
·
Mengabaikan hak dan perasaan orang lain
·
Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal.
sinisme, kekerasan
Isi
pikiran yang:
·
Hanya perduli dengan tercapainya tujuan diri
·
Disertai tanda verbal seperti: suara keras, nada
kasar, mata melotot, jari tegang
Contoh
seseorang dengan perilaku agresif dalam mengeluarkan pendapat:
·
Kerjakan saja sendiri!
·
Bodoh!
·
Pasti kamu tidak percaya!
Perilaku
asertif
Definisi
•
Perilaku asertif adalah menyatakan secara langsung
suatu ide, opini, dan keinginan
•
Tujuan perilaku asertif adalah untuk mengkomunikasikan
sesuatu pada suasana saling percaya.
•
Menurut
Lazarus (Fensterheim, l980) dalam Iriani (2009) pengertian perilaku asertif
mengandung suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul karena adanya
kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung atau ide,
opini, dan keinginan
•
Menurut
Sukaji (1983) dalam Fitri (2009) perilaku asertif adalah perilaku
seseorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut ekspresi emosi yang
tepat, jujur, relatif terus terang, dan tanpa perasaan cemas terhadap orang
lain.
Teknik-Teknik
Bertindak Asertif
·
Memberikan Umpan Balik
Membiarkan orang lain tahu bagaimana Anda merespon
perilaku mereka dapat membantu menghindari kesalah pahaman dan membantu
menyelesaikan konflik yang tidak dapat dihindari dalam suatu hubungan
·
Meminta
Umpan Balik Dari Orang Lain
kita perlu berlatih memberikan umpan balik dengan cara
yang tepat. Pada saat yang bersamaan, kita juga perlu mengundang umpan balik
dari orang lain untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal kita
·
Menentukan Batasan
Bertindak asertif dalam menentukan batasan berarti
Anda mengambil tanggung jawab untuk keputusan yang Anda ambil mengenai
bagaimana menghabiskan sumberdaya pribadi Anda tanpa merasa marah kepada orang
lain yang memohon/mengajukan permintaan tertentu kepada Anda
·
Membuat Permintaan
Meminta sesuatu yang anda inginkan dari orang lain
secara langsung juga diperlukan pada hubungan yang sehat. Jika anda berada pada
posisi manajemen, menyatakan dengan jelas apa yang anda harapkan dari orang
lain adalah suatu bagian penting untuk mencapai tujuan organisasi
·
Berlaku Persisten
Salah satu aspek penting dalam perilaku asertif
adalah persisten untuk menjamin bahwa hak-hak Anda dihargai.
·
Membingkai Kembali
Bingkai adalah “jalan pintas kognitif yang digunakan
orang untuk membuat suatu informasi yang kompleks menjadi masuk akal”
·
Mengabaikan Provokasi
Mengabaikan komentar yang bersifat mencela dari orang
lain dan tetap fokus pada penyelesaian masalah dapat menjaga konflik agar tidak
meningkat ke arah yang dapat merusak hubungan.
·
Merespon Kritik
Berusaha
untuk merespon suatu kritik yang mebangun
Unsur-Unsur Asertif
·
Terbuka dan jelas
Upayakan berkomunikasi secara jelas dan spesifik
·
Langsung
Berbicara langsung dengan subyek yang bersangkutan,
jangan membawa masalah ke orang lain yang tidak berhubungan.
·
Jujur
Berkata jujur agar dapat dipercaya
·
Tepat dalam bersikap
Pastikan memperhitungkan nilai sosial dalam
berbicara.
·
Tanyakan
umpan balik
Menanyakan umpan balik menjadi bukti bahwa anda lebih
mengutarakan pendapat daripada perintah.
Komunikasi
asertif memiliki cirri-ciri, sebagai berikut:
•
Terbuka dan jujur terhadap pendapat diri dan orang lain.
•
Mendengarkan
pendapat orang lain dan memahaminya.
•
Menyatakan
pendapat pribadi tanpa mengorbankan perasaan orang lain.
•
Mencari solusi bersama dan keputusan.
•
Menghargai diri sendiri dan orang lain dan mampu
mengatasi konflik.
•
Menyatakan perasaan pribadi, jujur tetapi hati-hati.
•
Mempertahankan hak diri
Petunjuk
Menjadi Asertif
•
Bedakan
dengan jelas apa saja yang menjadi hak Anda dan apa yang bukan hak Anda tetapi
Anda menginginkannya
•
Berani
mengungkapkan sesuatu yang mengganjal perasaan Anda
•
Tunjukkan
image yang positif
•
Pandai
membaca keadaan
•
Dalam
keadaan emosi jangan sekalipun mengungkapkan keinginan Anda, karena
dikhawatirkan hasilnya tidak objektif karena dipengaruhi oleh hal-hal yang
bersifat subyektif dan emosionil.
Formula
Membangun Asertif
·
Appreciation.
Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan
dan rasa hormat terhadap kehadiran orang lain
·
Acceptance
Adalah perasaan mau menerima, memberikan arti
sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang
·
Accomodating.
Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa
terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif
4.
perilaku submisif
Ciri2 orang seperti ini
adalah menghindari konflik, mengalahkan kebutuhan diri, terhambat dalam
mengungkapkan diri, dikuasai rasa takut, bersalah, tertekan, cenderung bereaksi
dibelakang, berusaha memperoleh persetujuan orang lain.
Bahasa tubuhnya bisa
terlihat dari sikap yang ragu-ragu, suara pelan, kontak mata sedikit, gerakan
‘nervous’, tangan mencari pegangan, bahu turun, lengan melintang untuk
melindungi diri
Ciri:
• Menghindari konflik,
• mengalahkan kebutuhan diri,
• terhambat dl mengungkapkan diri,
• dikuasai rasa takut, bersalah, tertekan,
• cenderung bereaksi dibelakang
Submisif perilaku yang:
·
Menyerah pada permintaan orang lain
·
Menomor duakan kebutuhan , perasaan diri pribadi
·
Menganggap diri lebih rendah dari orang lain
Isi pikiran:
·
Menghindari menyakiti atau membuat marah orang lain
·
Berusaha memperoleh persetujuan orang lain
Tanda non verbal:
·
Ragu ragu, suara pelan
·
Kontak mata sedikit
·
Gerakan ‘nervous’
·
Tangan mencari pegangan
·
Bahu turun, lengan melintang untuk melindungi diri
·
Contoh seseorang dengan perilaku submisif dalam
mengeluarkan pendapat Contoh:
·
‘Ini hanya pendapat saya, tapi…’
·
‘Maaf mengganggu waktu anda, tapi…’
·
‘Bila anda berpendapat demikian, kita akan…’
MANAJEMEN KEPERAWATAN
STAFFING
Definisi
Staffing
sering dimulai dengan rencana sumber daya manusia ,dimana terdiri dari
antisipasi dan mempersiapkan untuk perpindahan karyawan ke dalam, masuk dan
keluar dari perusahaan. Proses ini mengharapkan dapat mengantisipasi kebutuhan
SDM dimasa yang akan dating dan seleksi SDM merupakan cara untuk mendeteksi
pemenuhan kebutuhan sumber daya yang tepat (Andrew, 1989).
Staffing
adalah aktivitas yang diambil untuk menarik, mempekerjakan dan
menggaji personil atau karyawan yang dapat memberikan dukungan efektif
bagi penjualan dalam organisasi.
Staffing
dalam keperawatan adalah mengisi struktur keperawatan dengan personal yang akan
diserahkan tugas dalam menyelenggarakan kegiatan pemberian asuhan keperawatan.
Fungsi
staffing
·
Mengidentifikasi
jenis dan jumlah pelayanan yang
dibituhkan oleh klien.
·
Menentukan kategori personil yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan langkah-langkah pelayanan yang dibutuhkan.
·
Memprediksi jumlah personil dalam setiap kategori
pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi pelayanan.
·
Merencanakan jumlah posisi pada setiap kategori yang
diperlukan
·
Merkrut tenaga untuk posisi yang tersedia
·
Memilih dan menunjuk personil yang cocok
·
Mengagabung kan personil ke konfigurasi yang dinginkan
unit atau shif.
·
Personil berorientasi untuk tugas yang
ditanggungjawabkan.
·
Meletakakn tangungjawab personil untuk pelayanan.
Tujuan
dari perencanaan ketenagaan
·
Memastikan perencanaan personil secara maksimum
·
Menilai kebutuhan masa depan organisasi
·
Menentukan sumber-sumber rekrutmen
·
Mengantisipasi catatan masa lalu seperti pengunduran
diri , pemecatan dan pensiunan
·
Menentukan kebutuhan pelatihan untuk pengembangan
manajemen dan pengembangan organisasi
Langkah
– langkah dalam penyusunan staff
·
Perencanaan
·
Sumber Daya Manusia
·
Pencarian calon karyawan.
·
Rekrutment
·
Penyaringan (selection)
·
Perkenalan dan orientasi (introduction and
orientation)
·
Pelatihan dan pengembangan (training and development).
·
Replacement
Perencanaan
Tenaga Kerja
1.
Perekrutan dan seleksi tenaga kerja \
Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat
menyebabkan kecemasan. Disisi lain ini merupakan kesempatan yang penting untuk
mengadakan perubahan dan pengembangan staf. Ketenagakerjaan memerlukan
koordinasi antara bagian-bagian pelayanan keperawatan.Langkah pertama pada
perekrutan adalah menstimulasi calon untuk mengisi posisiyang dibutuhkan. Hal
ini tidak sederhana karena tidak hanya dari segi tekniskualifikasi melainkan
juga kualitas individu harus sesuai dengan pekerjaan, susunandan tujuan
organisasi. Penempatan tenaga kerja harus tepat agar tercipta kondisi kerja
yang efisien.
Dalam perekrutan, ada 5 kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu:
· Profil
keperawatan saat ini
· Program
perekrutan
· Metode
perekrutan
· Program
pengembangan tenaga baru
· Prosedur
penerimaan yang melalui tahap seleksi, penentuan kualifikasi
dasar seleksi, proses seleksi dan prosedur lamaran
Selain itu hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah:
a.
Syarat yang harus dipenuhi dalam perekrutan
·
Data biografi, berisikan riwayat personal calon, latar
belakang pendidikan,riwayat dan pengalaman bekerja, serta data lain yang dapat
menunjang
·
Surat rekomendasi atau referensi dari perusahaan atau
instansi dimana calon bekerja sebelumnya
·
Wawancara, untuk mencari informasi, memberi informasi
danmenentukanapakah calon memiliki persyaratan untuk posisi tertentu
·
Psikotes, untuk mengetahui tingkat pengetahuan,
keterampilan, bakat dan
sikap umum calon
b.
Orientasi dan pengembangan
dalam kaitannya dalam perekrutan
Orientasi
institusi, yang melibatkan penjelasan tentang:
·
Misi rumah sakit, riwayat dan tujuan spesifik rumah
sakit atau organisasi
·
Struktur dan kepemimpinan
·
Kebijakan personalia, evaluasi kerja, promosi, cuti
dan lain-lain
·
Perilaku yang diharapkan, pengembangan staf, dan
program pembinaanyang ada
·
Hubungan antar karyawan dan hubungan dengan pemimpin
Orientasi pekerjaan, yang melibatkan tindakan untuk :
·
Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana
tujuan diterjemahkan ke dalam deskripsi pekerjaan
·
Memahami tujuan keperawatan dalam hubungannya dengan
tujuan individu
·
Menciptakan hubungan interpersonal
·
Memperkenalkan pekerjaan, prosedur dan kebijakan yang
ada
·
Melakukan orientasi tempat, fasilitas dan perlengkapan
yang ada
·
Penjelasan deskripsi pekerjaan, sesuai dengan tugas
dan posisi yang diberikan
Pengembangan staf, yang berlaku sesudah orientasi
Hal ini dilakukan untuk
melanjutkan edukasi secara bebas dan mengembangkan potensi secara penuh dari
seseorang dengan estetika, teknisdan pendidikan professional.
Hambatan dalam ketenagakerjaan yang biasa muncul
-
Absensi
-
Keluar masuknya tenaga kerja ( turn-over ) Penghitungan
dalam mengurangi turn- over dapat dilakukan pada waktu
·
Proses penerimaan karyawan
·
Peningkatan penugasan
·
Perubahan job-description
·
Pengembangan
·
Kejenuhan ( burn out )Merupakan keadaan dimana
karyawan merasa kemampuan dirinya semakin kurangdan kerja keras menjadi kurang
2.
Pengembangan staf
Tujuan pengembangan staf adalah membantu individu
meningkatkan diri dalam pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman di
bidangnya, melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan, program pelatihan
dan lain sebagainya. Aktifitas pengembangan ini dibuatuntuk keuntungan individu
perawat serta untuk peningkatan produktifitas/ pelayanan pada pasien.
Kegiatan ini meliputi :
·
Pelatihan awal untuk karyawan baru
·
Orientasi pendidikan dalam pengerjaan
·
Pendidikan berkelanjutan baik formal maupun informal
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
Alasan pentingnya memperhatikan masalah ketenagaan
dalam keperawatan adalah:
1)
Pelayanan yang diberikan adalah bersifat humanistik.
2)
Produk yang ditawarkan rumah sakit adalah jasa.
3)
Tenaga keperawatan adalah salah satu tenaga yang
pengadaannya tidak bisa seketika seketika karena membutuhkan analisa situasi
kebutuhan tenaga keperawatan yang ada.
Mekanisme pemenuhan tenaga keperawatan dirumah sakit
·
Adanya standar ketenagaan keperawatan
·
Adanya standar
kualifikasi tenaga keperawatan
·
Adanya pedoman tentang standarisasi kebutuhan tenaga
keperawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga
keperawatan ;
Faktor klien
·
Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
·
Tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya,usia maupun
faktor spesifik.
·
Jumlah klien fluktuasi
·
Keadaan sosial ekonomi
yang mempengaruhi kesehatannya
·
Harapan klien dan keluarganya.
Faktor tenaga
·
Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
·
Kebijakan pengaturan dinas
·
Peran,fungsi dan tanggung jawab perawat
·
Kebijakan personalia
·
Tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan
·
Kelangkaan tenaga perawat spesialis
·
Sikap ethnis para professional
Faktor lingkungan
·
Tipe dan lokasi rumah sakit
·
Lay out ruang keperawatan
·
Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
·
Kelengkapan peralatan
·
Pelayanan penunjang dibagian lagin
·
Macam kegiatan yang dilakukan :penyuluhan,kunjungan
rumah 11
Faktor organisasi
·
Mutu pelayanan
·
Kebijakan pembinaan dan pengembangan.
Cara Menghitung Kebutuhan Tenaga Perawat Di Rumah
Sakit
·
Cara Rasio
Perhitungan menurut cara rasio ini boleh dikembang kan
sendiri sesuai dengan kesepakatan dan kebijaksanaan rumah sakit.
·
Cara Gillies
Gillies (1989) mengemukakan Rumus Kebutuhan Tenaga
Keperawatan disatu unit perawatan adalah:
Jumlah Tenaga = A x B x 365
(365)
x jam kerja per hari
Keterangan
:
A
jumlah kerja tenaga keperawatan per hari
B
jumlah pasien rata-rata per hari
Prinsip perhitungan Rumus Gillies :
·
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari
adalah:
a.
Waktu Keperawatan langsung (rata-rata 4-5
jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian adalah:
-
Keperawatan mandiri (self care )=1/2 x 4 = 2 jam,
-
Keperawatan sebagian ( partial care ) =3/4 x 4 = 3
jam,
-
Keperawatan total (total care)=1-7,5 x 4 = 6 (4-6) jam
b.
Waktu keperawatan tidak langsung menurut Rs Graha
Detroit (Gilies, 1989,h.245)= 38 menit/klien /hari, sedangkan menurut Wolfe
& Young (Giliies, 1989,h.245)=60 menit/klien/hari
c.
Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15
menit/hari/klien (0,25 jam)
-
Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang
dirawat disuatu unit berdasarkan rata-ratanya atau menurut “bed occupancy rate
(BOR)” dengan rumus :
-
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100%
-
Jumlah tempat tidur x 365 hari
-
Jumlah hari per tahun, yaitu : 365 hari
-
Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu :
128 hari (hari minggu =52 hari, hari sabtu= 52 hari (untuk hari sabtu
tergantung kebijakan RS setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus
diperhitungkan, begitu juga sebaliknya), hari libur Nasional = 12 hari dan cuti
tahunan = 12 hari
-
Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu
(kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6/6 jam per hari)
-
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit
harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan)
TEORI
MANAJEMEN
Teori - Teori Pemikiran Manajemen
a.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
b.
Teori Organisasi Klasik
c.
Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
d.
Teori Behavioral Science
e.
Teori Aliran Kuantitatif
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
- Pentingnya peran manajer
- Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
- Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
- Iklim kondusif
- Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip
pembagian kerja.
Teori manajemen – tugas Manager
·
Manajer adalah seorang pemimpin sehingga manejer
harus bekerja dengan orang lain baik dengan orang-orang di dalam maupun di luar
organisasi.
·
Manajer harus bisa menetapkan tujuan visi dan misi
bagi perusahaannya.
·
Manajer akan bertanggung jawab atas kinerja
karyawannya. Sehingga sangat penting seorang manajer mengawasi karyawannya agar
berada dalam jalur kerja yang benar.
·
Manajer harus bisa mengatur hal-hal yang terjadi
dalam organisasinya dan dapat menentukan prioritas jika ternyata ada
tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
·
Manajer harus mampu menganalisis segala aspek yang
berhubungan dengan organisasi agar dapat memudahkannya mengambil keputusan jika
ternyata ada masalah di dalam organisasi maupun saat ada masalah yang datang
dari luar organisasi.
·
Manajer adalah pencipta hubungan, melakukan
pendekatan, serta melakukan proses kompromi dengan orang-orang di sekitarnya
demi tercapainya tujuan organisasi.
·
Manajer adalah wakil dari organisasinya saat
organisasi tersebut harus dihadapkan dengan oraganisasi lain.
·
Manajer adalah faktor penentu atas keberhasilan
maupun kegagalan organisasinya dalam mencapai tujuan.
Teori Manajemen – Enam Skill Wajib Manajer
Berpengalaman
· Mempunyai dasar ilmu
mengenai teori manajemen
· Mampu membuat
keputusan di saat sulit
· Bisa manajemen waktu
· Punya kemampuan teknis
yang cukup
· Kemampuan dalam
berinteraksi dengan orang lain
· Kemampuan dalam
pembuatan konsep
Teori Manajemen - Berbagai Fase dalam Organisasi
1.
Perencanaan
Perencanaan merupakan awal dari segalanya.
2.
Pengorganisasian
Dalam melaksanakan rencana-rencana kerja yang ada
maka seorang manajer harus dapat memaksimalkan semua sumber daya yang dimiliki
oleh organisasinya.
3.
Pengarahan
Setelah mempunyai rencana dan mengkoordinasi
sumber daya yang ada, wajib bagi seorang manajer untuk mengarahkan pegawainya.
4.
Pengawasan
Manajer
perlu mengawasi kinerja pegawainya karena orang yang akan bertanggung jawab
jika organisasi tidak mencapai tujuannya adalah si manajer sendiri.
Teori Organisasi Klasik
James
D. Mooney :
Menurut
James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
·
Koordinasi
·
Prinsip skala
·
Prinsip fungsional
·
Prinsip staf
Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)
Pendekatan
yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui
perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang
tingkat produktifitas kerja.
Teori Behavioral Science
Abraham
maslow
Mengembangkan
adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika
proses motivasi.
Teori Aliran Kuantitatif
Memfokuskan
keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan
keilmiahannya.
MODEL ASUHAN KEPERWATAN PROFESIONAL
A.
Konsep Dasar
Keberasiilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan
iptek, maka metode system pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Sistem
MAKP adalah sutu kerangka kerja yang mendefenisikan keempat unsur, standar,
proses keperawatan dan siastem MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan nilai- nilai
yang diyakini dan akan menentukan kualitas jasa layanan keperawatan.
Keberhasilan
suatu asuhan keperawatan kepeda klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka
metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efisien.
Penerapan
model pemberian asuhan keperawatan bertujuan untuk menata asuhan keperawatan
dan merupakan kunci sistem bantuan yang dibutuhkan, disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai, tingkat perkembangan rumah sakit,pandangan rumah sakit
tentangpemberian pelayanan yang dikembangkan.
Penerapan
model pilihan dikembangkan secara sistematis denagan menggunakan pendekatan
riset, bertolak dari kesepakatan bersama berdasarkan dari berbagai sumber daya
yang ada, sesuai dengan pola pengelolaan dan kepentingan di rumah sakit.
B.
Dasar
pertimbangan pemilihan MAKP
Setiap unit
keperawatan dirumah sakit mempunyai riwayat dalam menseleksi model dalam
pengelolaan asuhan keperawatan berdasarkan kesesuain antara ketenagaan , sarana
dan prasarana, dan policy rumah sakit. Karena setiap perubahan akan berdampak
terhadap status stres, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam
penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan. ( Marquis dan Huston
1998 :143 )
1. Filosofi
Institusi ( Visi dan Misi Institusi )
Dasar utama
penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan
misi rumah sakit.
2. Dapat
diterapkannya Proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses
keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambuangan asuhan keperawatan
kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh
pendekatan proses keperawatan.
3. Efesien
dan efektif penggunaan biaya
Setiap suatu
perubahan , harus selalu mempertimbangkan biaya dan evektifitas dalam
kelancaran pelaksanaanya. Bagaimanapun baiknya suatu model, tanpa ditunjang
oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
4. Terpenuhinya
kepeuasan klien, keluarga dan masyarakat
Tujuan akhir
asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuahan yang
diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model asuhan
keperawatan yang dapat menunjang kepeuasan pelanggan.
5. Kepeuasan
kinerja perawat
Kelancaran
pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat.
Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat , bukan justru
menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaanya.
6. Terlaksananya
komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi secara profesional
sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan
model. Model asuhan keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
C.
Jenis
Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
Menurut Grant dan Massey (1997) dan Marquis &
Huston (1998), jenis model pemberian asuhan
keperawatan profesional ada 5 metode yang sudah dan akan terus
dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi tren peleyanan keperawatan.
1. Model
Fungsional ( Bukan Model MAKP profesional )
Metode
funsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke dua. Pada saat itu, karena
terbatasnya jumlah dan kepemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakuka
1-2 jenis intervensi (Misalnya merawat luka ) keperawatan kepada semua pasien
di bangsal.
Pada
model ini pelayan asuhan keperawan dilakukan secra terfragmentasi dan tindakan
keperawatan dilaksanakan sesuai tugas yang dibebankan pada setiap perawat dan
dilakukan secara rutin untuk melakukan prosedur tindakan ( berdasarkan orientasi tugas ). Contoh
tenaga pembantu perawat memandikan klien , memberikan makan dan mengukur tanda
tanda vital. Kadang kadang pekerjaan tersebut tidak didasarkan atas kebutuhan
klien. Penanggung jawab pada model fungsional ini adalah perawat yang bertugas
pada tindakan tertentu.
|
System pemberian asuhan keperawatan ”fungsional”
Kelebihan metode
fungsional:
·
Manajemen klasik yang
menekankan efesiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik
·
Sangat baik untuk rumah
sakit yang kekurangan tenaga
·
Perawat senior
menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien diserahkan
kepada perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kekurangan
metode fungsional :
·
Tidak memberikan
kepeuasan pada pasien maupun perawat
·
Pelayanan nkeperawatan
terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan
·
Persepsi perawat
cendrung kepepada tindakan yang berkaitan denagn keterampilan saja.
2. MAKP
TIM
Konsep
medel ini didasarka pada falsafah bahwa sekelompok tenaga keperawatan bekerja
bersama- sama secara terkoordinasi dan kooperatif sehingga dapat berfungsi
secara menyeluruh dalam memberikan asuhan keperawatan setiap individu klien.
Model ini didasarkan keyakinan bahwa setiap anggota tim terkonstribusi dalam
merencanakan asuhan keperawatan, sehingga timbul motifasi yang tinggi dan rasa
tanggungb jawab bersama serta setiap anggota tim merasakan kepuasan karena
diakui konstribusinya didal mencapai tujuan bersama yaitu memberikan asuhan
keperawatan yang bermutu.
Model
ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda- beda dalam
meberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim atau grup yang terdiri atas tenaga profesiona, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Pada
dasarnya didalam model ini terkandung dua konsep utama yang harus ada yaitu:
a. Kepemimpinan
Kemampuan ini harus dimiliki oleh
ketua tim yaitu perawat profesional (register nurse) yang ditunjuk oleh kepala
rungan rawat untuk bertanggung jawab terhadap sekelompok klien dalam
merencanakan asuhan keperawatan, merencanakan penugasan kepada anggota tim,
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan.
b. Komunikasi
yang efektif
Proses ini harus dilaksanakan untuk
memastikan danya kesinambuangan asuhan keperawatan yang diberikan dalam
mengatasi masalah. Proses komunikasi harus dilakukan secara terbuka dan aktif
melalui laporan, konfrensia atau pembahasan dalam penugasan, pembhasan harus
merencanakan asuhan keprawatan dan menuliskan rencana keperawan.
Kelebihannya :
·
Memungkinkan pelayanan
keperwatan yang menyeluruh
·
Mendukung pelaksanaan
proses keperawatan
·
Memungkinkan komunikasi
antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dam memberikan kepuasan kepada
anggota tim
Kelemahannya:
·
Kemungkinan antar
anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya
membutuhkan waktu yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu- waktu sibuk.
v Konsep
metode tim:
Ø Ketua
tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan
Ø Pentingnya
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatn terjamin
Ø Anggota
tim hatus menghgai kepemimpinan ketua tim
Ø Peran
kepala ruangan penting dalm model tim. Model tim akan berhasil bila didukung
oleh kepala ruang.
v Tanggung
jawab anggota tim:
Ø Memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya
Ø Kerja
sama dengan anggota tim dan antartim
Ø Memberikan
laporan
v Tanggung
jawab ketua tim:
Ø Membuat
perencanaan
Ø Membuat
penugasan, supervisi, evaluasi
Ø Mengenal
atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
Ø Mengembangkan
kemampuan anggota
Ø Menyelenggarakan
konferensi
v Tanggung
jawab kepala ruangan:
a. Perencanaan
Ø Menunjuk
ketua tim akan bertugas diruang masing- masing
Ø Mengikuti
serah terima pasien pada shif sebelumnya
Ø Mengidentifikasi
tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang besama ketua
tim
Ø Mengidentifikasi
jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarka aktivitas dan kebutuhanklien bersama
ketua tim, mengatur penugasan / penjadwalan.
Ø Merencanakan
strategi pelaksanaan keperawatan
Ø Mengikuti
visite dokter untuk mengetahui kondisi patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan, program oengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien.
Ø Meengatur
dan mengendalikan asuhan keperawatan yang meliputi: membimbing pelaksanaan
asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses keperatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, memberikan infeormasi
kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
Ø Membantu
mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
Ø Membantu
membimbing peserta didik keperawatan
Ø Menjaga
terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b. Pengorganisasian
Ø Merumuskan metode penugasan yang digunakan
Ø Merumuskan tujuan metode penugasan
Ø Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara
jelas
Ø Membuat retang kendali, kepada ruangan membawahkan 2 ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat
Ø Mengatur dan
mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang
ada setiap hari,
dan lain- lain.
Ø Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.
Ø Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
Ø Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada
ditempat kepada ketua tim.
Ø Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
Ø Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
Ø Identifikasi masalah dan cara pengangananya.
c. Pengarah
Ø Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
Ø Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
tugas dengan baik.
Ø Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Ø Menginformasikan hal- hal yang dianggap penting dalam melaksanakan tugasnya.
Ø Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. pengawas
Ø Melalui komunikasi:
·
Mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatn yang diberikan kepada pasien.
Ø Melalui superfisi:
·
Pengawasan
lansung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan- kelemahan yang ada saat itu juga.
·
Pengawasan tidak
langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan)
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
·
Evaluasi
·
Mengevaluasi
upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keprawatan yang telah disusun bersam ketua tim.
·
Audit
keperawatan
|
System Pemberian Asuhan
Keperawatan “ Tim”
3. MAKP PRIMER
Metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuatan
rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan ,
melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
|
|
Bagian pengembangan MAKP : PRIMER
Diagram SIstem Asuhan Keperawatan “ Primary “
Kelebihan:
·
Bersifat
kontuinitas dan kemprehensif
·
Perawat primer
mendapatakan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembngan diri
·
Keuntungan
antara lain terhadap
pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit ( Gillies, 1989)
Keuntungan yang
dirasakan adalah
pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan
advokasi.
Dokter juga
merasakan kepuasan dengan model primer karena sentiasa mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
Kelemahan:
·
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self
direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
v Konsep Dasar Metode Primer:
Ø Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
Ø Ada otonomi
Ø Ketertiban pasien dan keluarga
v Tugas Perawat Primer
Ø Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
Ø Membuat tujuan dan rencana keperawatan
Ø Melaksanakan rencan yang telah dibuat seelama ia dinas
Ø Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain
Ø Mengevaluasi
keberhasilan yang
telah dicapai
Ø Menerima dan menyesuaikan rencana
Ø Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
Ø Melakukan rujukan kepada pekarya social, kontak dengan
lembaga social di masyarakat
Ø Membuat jadwal perjanjian klinis
Ø Mengadakan kunjungan rumah
v Peran Kepala Ruang/ Bangsal dalam Metode Primer:
Ø Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
Ø Orientasi dan merencanakan kariawan baru
Ø Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada
perawat asisten
Ø Evaluasi kerja
Ø Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
Ø Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi
v Ketenagaan Metode Primer
Ø Setiap perawat primer adalah perawat ”bed Side”
Ø Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer
Ø Penugasan ditentukan ole perawat bangsal
Ø Perawat primer dibantu ole perawat professional lain
maupun nonprofessional sebagai perawat asisten
4. MAKP KASUS
Setiap perawat
ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda di setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat prifat atau
umtuk keperawatan khusus seperti : isolasi, internsif care.
Kelebihannya:
·
Perawat lebih memahami kasus perkasus
·
System evaluasi
dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangannya:
·
Belum dapatnya
diidentifikasi perawat penangguang jawab
·
Perlu tenaga
yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
Sistem Asuhan Keperawatan “ Case Method Nursing
“
5. MODIFIKASI : MAKP TIM- PRIMER
Pada model MAKP
tim digunakan secara kombinasi dari kedua system. Menurut Ratna S.Sudarsono
(2000) penetapan system model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni,
karena perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena,
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapt pada primer. Disamping itu,
karena saat ini perawatyanga da di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapatkan bimbingan dari
perawat primer/ ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh ( dikutip dari Ratna S. Sudarsono,2002):
Untuk ruangan
model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model modifikasi
keperawatan primer ini diperlukan 4 orang perawat primer (PP) dengan
kualifikasi Ners, disamping seorang kepala ruang rawat, juga Ners. Perawat
associate ( PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawata asosiasi terdiri atas
lulusan D3 KEperawatan ( 3 orang) dan SPK ( 18 orang). Pengelompokan shif jaga terliat pada gambar :
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
|
Metode Primary Tim ( Modifikasi )